Pada forum tersebut, Indonesia memperkenalkan model pembangunan desa wisata berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Menteri Pariwisata menjelaskan bahwa keberlanjutan harus menjadi prinsip utama agar desa wisata tidak mengalami eksploitasi berlebihan. Model ini menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan utama dalam perencanaan destinasi. Ia memaparkan keberhasilan beberapa desa wisata yang telah menerapkan sistem pengelolaan lingkungan berbasis komunitas. Misalnya, pengelolaan limbah terintegrasi, pembatasan jumlah wisatawan, serta pengembangan produk lokal ramah lingkungan. Konsep keberlanjutan tersebut menarik perhatian berbagai delegasi karena dinilai dapat direplikasi di negara lain. Forum UN Tourism 2025 memberikan ruang diskusi mendalam tentang masa depan pariwisata global. Dalam sesi tersebut, Menteri Pariwisata kembali menegaskan bahwa desa wisata berkelanjutan merupakan salah satu pilar penting pembangunan ekonomi lokal. Ia mendorong negara-negara lain untuk mengadopsi pendekatan serupa demi menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata dan kelestarian alam.