Dalam forum internasional tersebut, Menteri Pariwisata menyoroti pentingnya digitalisasi sebagai pilar utama pengembangan desa wisata modern. Ia menjelaskan bahwa digitalisasi tidak hanya menyangkut promosi, tetapi juga tentang bagaimana desa wisata mampu menggunakan teknologi untuk memperkuat jaringan, meningkatkan pelayanan, dan mengelola data wisatawan secara efektif. Transformasi digital dianggap sebagai fondasi bagi desa wisata untuk masuk ke pasar global. Ia memaparkan beberapa contoh program yang mendorong desa wisata mengadopsi teknologi. Mulai dari platform pemasaran terpadu hingga pelatihan literasi digital untuk pengelola lokal. Menurutnya, negara-negara anggota UN Tourism juga harus berkolaborasi dalam menyediakan akses teknologi yang merata melalui kerja sama riset dan inovasi antar-lembaga. Pendekatan digital ini diapresiasi oleh peserta forum karena dinilai mampu memberikan dampak jangka panjang. Menteri Pariwisata menjelaskan bahwa digitalisasi merupakan instrumen yang meminimalkan ketimpangan informasi antara desa wisata dan destinasi besar lainnya. Dengan penguatan digital, desa wisata dapat memaksimalkan potensi otentisitasnya di mata wisatawan global.